Aku berkaca dalam setiap langkahku
Menelusuri lorong-lorong pertanyaan dalam pikirku
Dan menghabiskan waktu memandangi aspal yang panas

Sesungguhnya saat ini aku sedang kumat
Dengan perasaan yang melankolis
Berusaha menuai makna
Tentang tangisku
Dalam Jumat yang menyejukkan hati
Meskipun terik merajai siang

Saudaraku…
Serentak tubuhku bergetar
Mendengar keluhan dalam hatiku
Yang ingin bercengkerama dengan kalian semua
Satu per satu…

Seringkali…
Aku melihat kegundahan kalian dalam penelusuran ini
Di jalan yang tak berujung bagi mata
Namun berpuncak bagi hati yang merindu syahid

Saudaraku…
Seandainya tubuhmu sedang berada di sini
Inginku peluk dengan sangat erat
Sehingga aku bisa menghapus peluhmu
Dan menata guratan wajahmu menjadi senyum

Namun…
Aku hanya bisa menjamahmu dalam doaku
Yang tidak terlalu panjang

Saudaraku…
Jika kau butuh, aku ingin meminjamkan nafasku
Agar kau tak lagi pengap dalam pedihnya kekecewaan
Atau
Kupinjamkan tanganku
Untuk mendorongmu dikala kau melemah
Bahkan mengangkatmu dari jurang keraguan
Ketika sesekali perjalanan terjal ini
Menjatuhkan hatimu dalam luka dan ragu

Demi Allah aku melihatnya
Puncak itu semakin mendekat
Aku ingin…
Kita bisa bersenda gurau pada hari akhir
  
Desember, 2006
http://fiqihsantoso.wordpress.com/2008/09/17/puncak-ukhuwah/