Kamis, 04 November 2010

Tersenyumlah Wahai Saudaraku

Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri
nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS. An Naml:19)
 
Nabi Sulaiman as dianugerahi oleh Allah SWT bisa memerintah Jin, dan mengerti bahasa binatang. Disaat bala tentara nabi Sulaiman as yang terdiri
dari manusia, jin dan burung-burung ketika sampai di suatu lembah semut, maka berkatalah seekor semut kepada teman-temannya supaya masuk
ke sarangnya agar tidak di injak oleh Nabi Sulaiman dan bala tentaranya, mendengar pembicaraan semut tersebut tersenyumlah Nabi Sulaiman as dengan
senyuman yang ikhlas, senyuman seorang raja kepada rakyat kecil (semut), tidak ada arogansi apalagi kesombongan dari nabi Sulaiman as. Senyuman
nabi Sulaiman as adalah senyuman yang tulus dari dalam hati, senyuman yang penuh kasih sayang terhadap rakyatnya. Biarpun mempunyai kedudukan
sebagai raja yang kaya dan kuat, tetapi semakin banyak karunia Allah yang diberikan, semakin bersyukur dan terus bersyukur kepada Allah, itulah pribadi
nabi Sulaiman as yang shalih. Mari kita ambil pelajaran atau ibrah dari senyuman dan kisah nabi Sulaiman as seorang hamba Allah yang pandai bersyukur
dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
 
1. Senyuman dalam Keluarga
Senyuman seorang suami terhadap istrinya, akan menimbulkan kasih sayang dan ketaatan begitu juga senyuman seorang istri terhadap suaminya akan
menimbulkan kerinduan, dengan senyuman hati jadi terasa ringan dan mudah untuk bisa mengatasi problem rumah tangga. Senyum orang tua terhadap
anak dan sebaliknya akan menimbulkan kasih sayang dan bisa menciptakan suasana keluarga yang harmonis, kondusif untuk pendidikan anak-anaknya.
Rasulullah SAW adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya, selalu memberikan suri tauladan terhadap keluarganya. Dengan senyuman yang
tulus dari dalam hati diharapkan bisa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
 
2. Senyuman dalam Bertetangga dan Bermasyarakat
Hidup bertetangga jika dihiasi dengan senyuman, Insya Allah tidak akan terjadi hubungan yang kurang harmonis yang ada adalah sikap saling sapa,
tolong menolong bagaikan saudaranya sendiri. Sebaliknya jika dalam bermasyarakat tidak pandai tersenyum hanya cemberut saja, yang terjadi
masyarakat atau tetangga kita akan cuek tidak peduli terhadap kita atau bahkan ada prasangka – prasangka yang tidak baik. Rasulullah SAW
bersabda: ”Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” (HR.At Tirmidzi). Kalau senyum terhadap saudaranya sesama muslim adalah sedekah
kenapa begitu pelit/susah untuk tersenyum? Jawabannya adalah ada pada diri kita sendiri. Kalau tidak ada senyuman yang ada cemberut/lirikan yang
kurang bersahabat, bisa menimbulkan perkelahian bahkan tawuran antar masyarakat/kampung, sungguh gara-gara tidak mau senyum bisa jadi
malapetaka. Nabi Muhammad SAW adalah pribadi yang mulia yang penuh dengan senyuman. Diriwayatkan dari Jabir ra berkata:
“Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak melihatku kecuali beliau pasti tersenyum kepadaku.”
(HR. Bukhari). Maka sebarkanlah senyum, sapa dan salam dalam bermasyarakat agar dalam masyarakat penuh dengan kedamaian.
 
3. Senyuman dalam Bekerja dan Berbisnis
Alangkah indahnya jika dalam bekerja atasan senyum terhadap bawahannya begitu juga sebailiknya dan senyuman antar sesama pekerja, senyuman
yang akan menimbulkan kasih sayang dan persaudaraan. Diharapkan tidak ada persaingan yang kurang sehat, tidak ada fitnah dan prdduktivitas kerjapun
bisa jadi meningkat karena ada semangat kebersamaan. Para pelaku bisnis jika dilalukan dengan senyum yang tulus bisa jadi akan terjadi bisnis yang jujur
dalam timbangan, saling percaya dan saling menguntungkan, tidak ada lagi kedustaan dan kebohongan.
 
4. Senyuman dalam Bernegara
Jika setiap pemimpin mau tersenyum seperti senyuman Rasulullah SAW dan mau mengambil pelajaran dari senyuman nabi Sulaiman as sungguh indah
sekali, seorang presiden yang sayang dan mau memperhatikan rakyatnya, peduli terhadap rakyat, bertindak adil dan mau mendengar keluhan dan menyerap
aspirasi rakyatnya, Insya Allah ridho Allah akan tercurahkan dan menjadi sebuah negara yang makmur, sejahtera dibawah ridho Allah SWT.
Wallahu’alam bishshawab.
 Abu Faqih