Selasa, 28 Januari 2014

Jual Sepatu khusus akhwat

Sepatu khusus akhwat berbahan bludru dan karet,,nyaman untuk digunakan baik untuk kerja kuliah ato jalan jalan dengan harga terjangkau mulai dari Rp. 40000 sampai 55000 saja ^_^ dan variasi warna hitam, biru donker, merah dan coklat



Minggu, 12 Februari 2012

Aku Hanya An-Nisa Akhir Zaman


Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak.

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.

Ya Allah..
Jadikan aku tabah seperti Ummu Khadijah,Sehingga dirinya digelar afifah solehah,Dialah wanita pertama,Tiada ragu mengucap syahadah,Pengorbanan bersama Rasulullah,Susah senang bersama,Walau hilang harta kerana berdakwah,Walau dipulau 3 tahun 3 bulan,Imannya sedikit pun tak berubah,Mampukah aku setabah dirinya?Andai diuji sedikit sudah rebah..Baru dihina sudah mengalah,Ya Allah..tabahkan aku sepertinya..

Ya Allah..
Jadikan aku semulia Fatimah Az-Zahrah,Betapa tinggi kasihnya pada ayahandanya,Tidak pernah putus asa pada perjuangan dakwah baginda,Anak yang semulia peribadi baginda,Tangannya lah yang membersihkan luka,Tangannya jua yang membersihkan cela,Pada jasad Rasulullah tercinta,Gagahnya dirinya pada dugaan,Mampukah aku sekuat Fatimah?Saat diri terluka dendam pula menyapa,Saat disakiti maki pula mengganti,Ya Rabbi..teguhkan hatiku sepertinya..

Ya Allah..
Jadikan aku sehebat Masyitah dan Sumaiyah,Tukang sisir yang beriman dan Keluarga Yasir yang bertakwa,Sungguh kesabaran mereka menggoncang dunia,Iman tetap terpelihara walau nyawa jadi taruhan Mampukah sabarku seperti mereka?Tatkala digoda nafsu dunia..Entah mana hilangnya Iman di dada..

Ya Rahman..
Kuatkan Imanku seperti Masyitah,Terjun penuh yakin bersama bayi ke kuali mendidih,Kerana yakin Allah pasti disisi,Sabarkan aku seperti sumaiyah,Biar tombak menusuk jasad..Iman sedikit pun takkan rapuh..

Ya Allah..
Jadikan aku semulia Ummu Sulaim,Perkahwinannya dengan Abu Talhah atas mahar Iman,Islamlah Abu Talhah sehingga menjadi sahabat Rasulullah,Betapa hebatnya tarbiyyah isteri pada suami,Hinggakan segala panahan ke Rasulullah pada hari uhud,Disambut dengan belakang jasad Abu Talhah..

Ya Allah..
Tarbiyyahkan aku pada cinta sepertinya,Tingginya nilai cinta pada harga Iman,Mampukah aku menatap cinta itu?Sedangkan rupa yang menjadi pilihan,Ketulusan Iman diketepikan,Ya Allah..Ilhamkan aku pada cinta sepertinya..

Ya Allah…
Jadikan aku sehebat Aisya Humaira,Isteri termuda Rasulullah,Biar dilempar fitnah,Dia tetap teguh pada ketetapanNya,Isteri sejati yang memangku Nabi,Pada saat terakhir baginda,Hadis dan Sunnah Rasulullah dipertahankan,Betapa hatimu seorang mujahidah..

Ya Allah..
Mampukah aku contohi dirinya?Pada fitnah yang melanda,Diri mula goyah dan putus asa,Teguhkan Imanku sepertinya..Ya Rahim..

Ya Allah..
Teringat diri pada Khansa,Empat orang anaknya mati di Jalan ALLAH,Dia meratap tangis..Anak sulungnya syahid,Anak keduanya turut syahid,Anak ketiganya dan keempat jua mati syahid,Namun tangisan itu bukan kerana pemergian anak tercinta,Jawabnya kerana tiada lagi anak yang dihantar untuk berjihad

Ya Allah..
Mampukah aku menjadi ibu yang berjihad?Sedang anak tak tutup aurat pun masih tak terjawab,Sedang anak tinggal solat pun buat tak kisah,Berikan aku kekuatan sepertinya..Agar bersedia pada akhirat..

Wahai kaum Adam yang bergelar khalifah..Diriku bukan setabah Ummu Khadijah,Bukan jua semulia Fatimah Az-Zahrah,Apa lagi sesabar Masyitah dan Sumaiyah,Mahupun sehebat Ummu Sulaim Dan tidak seteguh Aisya Humaira Kerana diri cuma An-Nisaa akhir zaman

Dimana Aurat semakin dibuka terdedah
Dimana syahadah hanya pada nama
Dimana Dunia yang terus dipuja
Dimana nafsu fana menjadi santapan utama
Dimana batas sentiasa dileraikan
Dimana ukhuwah sentiasa dipinggirkan

Wahai Kaum Hawa
Kita cuma An-Nisaa,Para pendosa yang terbanyak di neraka,Lantas walau tak setabah para Mujahidah,Namun Tabahlah pada ketetapan Allah Kerana padanya ada Syurga!Walau tak semulia para wanita sirah Tapi muliakan diri dengan agama yang memelihara kerana padanya ada Pahala!Walau tak sesabar para wanita solehah Namun sabarkan jiwa pada nafsu dunia yang menyeksa Kerana padanya ada bahagia!

Sesungguhnya Hawa tercipta dari Tulang rusuk kaum Adam,Bukan untuk ditindas kerana lemah Tapi untuk dilindungi kerana Indah dan Indah apabila tertutup terpelihara Kerana disitulah terjaganya Syahadah Bak mekarnya wanita dalam sirah Tuntunlah kami ke arah syurga

Makbulkan doaku..Aamiin Ya Rabbal A'lamin
sumber:facebook.sebelum engkau halal bagiku

Senin, 25 Juli 2011

Sebelum Engkau Halal Bagiku

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.

Ukhti..
Kau mungkin agak lelah dalam penantian, tapi yakinlah bahwa aku kan datang menjemputmu. Bukan bak pangeran berkuda putih yang gagah atau pun bak pujangga yang melamrmu dengan sejuta puisi. Ku akan menjemputmu dengan sebuah kesederhanaan untuk membawamu membangun cinta dalam naunganNya.

Ukhti..
Kau lah tulang rusukku yang hilang, maka bersabarlah sampai ku datang menyempurnakan dien kita. Kau lah bidadariku kelak, maka jagalah izzah mu sampai ku datang dengan gagah pada ke dua orang tuamu. Bukan untuk mengajakmu menyenangkan syetan dalam maksiat.

Ukhti..
Nantilah aku dengan penuh ketenangan. Tenangmu bukan berarti diam tanpa arti. Tenangmu bukan berarti hanya menunggu termenung. Namun tenangmu adalah doa dan tawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ukhti.. Sabarlah dalam penantianmu. Ku tahu kau setegar Fatimah, secerdas Aisyah namun kau tak seberani Khadijah yang berani melamar Rasulullah Alaihi Wasallam lebih dulu. Tapi aku yakin, di balik ketidak beranianmu tersimpan sejuta arti untuk pangeranmu kelak.

Ukhti..
Jagalah Iffahmu sebelum ku jemput. Jagalah hijjabmu tuk senantiasa terperihara. Bukan untukku, tapi untuk dirimu sendiri. Tapi hati ini tak mampu menolak, kau begitu mempesona saat kau halal untukku kau di balut jilbab yang begitu indah.

Ukhti..
Dekatkanlah dirimu kepada Allah sebelum kau mendekat padaku nanti. Dia lah yang lebih tau yang terbaik untukmu,Dia lah yang mampu mendekatkan hati kita, Dia lah yang mampu membolak-balikkan kita. Maka senantiasalah serahkan hatimu untukNya.

Ukhti..
Kau lah bidadariku. Maka percantiklah dirimu dalam penantian dengan memperbaiki dirimu, dengan memperbanyak ilmu. Karna ku yakin dan kau pun yakin, wanita yang baik untuk laki-laki yang baik.

Yakinlah yaa ukhti fillah..Sang Sutradara kehidupan sedang memberikanmu jalan untuk menggapai Jannah-Nya.

Wallahua’lam bi Shawwab

Selengkapnya Kunjungi Blog Kami SEHB http://andikaalbanjariiiyahoocom.blogspot.com/2011/07/kita-hanya-tau-apa-yang-kita.html

♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥

Kamis, 26 Mei 2011

Jika Benar Aku Mencintaimu Karena Allah

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ Wahai diri.. Jika memang kau mencintainya karena Allah Cintailah dia dengan cara yang benar Cintailah dia pada saat yang tepat Ya Robb.. Aku tak akan memaksakan diri hanya untuk sebuah perasaan Ya Robb.. Jika dia memang jiwa yang telah Kau pilihkan untukku, berikanlah kami jalan dan petunjuk Jika dia memang takdir bagi ku, pantaskanlah dia untuku dan pantaskanlah diriku untuknya     Ya Robb.. Aku memilihnya karena sebuah keyakinan Aku terima seluruh kelebihan dan kekurangannya Aku terima seluruh luka dan bahagia yang menyertai hidupnya Aku terima dirinya dengan seluruh apa yang telah Engkau berikan untuknya     Ya Robb.. Jika ada dua pilihan dan diantaranya adalah dia, tentu aku akan memilihnya Jika ada sepuluh pilhan dan diantaranya adalah dia, tentu aku akan memilihnya Jika ada seratus pilihan dan diantaranya adalah dia, tentu aku akan memilihnya Dan jika hanya ada satu pilihan, dan tidak ada dia dalam pilihan itu… Maka aku pun akan menerimanya sebagai pemberian terbaik dari Mu… Aku tidak akan memaksakan diriku untuk memilihnya Karena Engkaulah yang Maha Mengetahui Karena Engkaulah yang Menciptakanku Karena Engkaulah yang Memelihara diriku     Ya Robb… Jika dengan menutup cinta ini yang menjadikan Mu Ridhlo kepadaku Jika dengan mengorbankan perasaan ini Engkau menyelamatkanku Di saat manusia tergelincir dari jalan-Mu Maka aku serahkan cinta ini untuk Mu.. Sebagai wujud bakti ku pada Mu Sebagai wujud syukurku pada Mu     Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qolbi ‘ala Diinika.. Aku yakin bahwa tidak ada Ketetapan Mu yang salah Aku yakin bahwa semua Kehendak Mu sangat terukur Buatlah aku mencintai pilihan yang Kau berikan Buatlah aku setia pada pilihan yang Kau berikan Buatlah aku menyayangi pada pilihan yang Kau amanahkan     Ya Robb.. Dengan segala Kekuasaan Mu Dengan segala Kekuatan Mu Dengan segala Keagungan Mu Hamba mohon pada Mu, Kuatkanlah hati ini saat ketetapan Mu membuat hati ini terasa sempit Tenangkanlah hati ini saat ketetapan Mu membuat hati ini terasa berat Sesungguhnya hanya dengan PertolonganMu, diri ini bisa menjalani semua ketentuanMu.     Ya Robb buatlah diriku mencintai Mu lebih dari segala makhluk yang telah Engkau Ciptakan Ya Robb buatlah diriku mencintai Rosululloh, karena Engkau pun mencintainya(Rosululloh) Inilah isi hatiku, inilah harapanku, inilah keyakinanku… Aku tidak hanya mencintaimu.. Tapi aku ingin mencintaimu karena Allah Aku ingin mencintaimu dengan cara yang benar Aku ingin Alloh Ridhlo dengan cinta ini Tak usah khwatir jika engkau adalah Qudrah dan Irodah Nya Karena semuanya pasti akan terwujud, hanya waktu yang akan menjadi saksi kekuasaan Nya Tak usah memaksakan jika dia memang bukan untuk diriku Karena pasti aku bukan yang terbaik untuk mu     Sehebat apapun cinta ini… Tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita, saat matahari hanya satu hasta di atas ubun2 kita Karena yang terbaik adalah… Kita menjaga perasaan dan keyakinan ini dengan sebersih-bersih ketauhidan Kita diwafatkan bersama hamba-hamba yang berbakti Hamba-hamba yang mengorbankan sesuatu yang paling dicintainya untuk Tuhan nya Semoga Allah mempertemukan kita kembali disatu tempat Dimana para abid melihat Robb-nya dengan penuh keridhloan dan kebahagiaan Kulakukan semua ini, karena aku mencintaimu karena Allah swt Aamiin..

Jumat, 01 April 2011

Sebuah Penantian

asssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Entah angin apa yang membuai hari ini, membuatku begitu berani mencoretkan sesuatu untuk dirimu yang tidak pernah aku kenali. Aku sebenarnya tidak pernah berniat untuk memperkenalkan diriku kepada siapapun. Apalagi mencurahkan sesuatu yang hanya aku khususkan buatmu sebelum tiba masanya. Kehadiran sseorang lelaki yang menuntut sesuatu yang kujaga rapi selama ini semata-mata buatmu, itulah hati dan cintaku, membuatku tersadar dari lenaku yang panjang.
Ibu telah mendidikku semenjak kecil agar menjaga maruah dan mahkota diriku karena Allah telah menetapkannya untukmu suatu hari nanti. Kata ibu, tanggungjawab ibu bapak terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil-alih tanggungjawab itu dari mereka. Jadi, kau telah wujud dalam diriku sejak dulu. Sepanjang umurku ini, aku menutup pintu hatiku dari lelaki manapun karena aku tidak mau membelakangimu.

Aku menghalang diriku dari mengenali lelaki manapun karena aku tidak mau mengenal lelaki lain selainmu, apa lagi memahami mereka. Karena itulah aku sekuat ‘kodrat yang lemah ini’ membatasi pergaulanku dengan bukan mahramku. Aku lebih suka berada di rumah karena rumah itu tempat yang terbaik buat sorang perempuan. Aku sering merasa tidak selamat dari diperhatikan lelaki. Bukanlah aku bersangka buruk terhadap kaummu, tetapi lebih baik aku berwaspada karena contoh banyak di depan mata.
Aku palingkan wajahku dari lelaki yang asyik memperhatikan diriku atau coba merayuku. Aku sedaya mungkin melarikan pandanganku dari lelaki ajnabi (asing) karena Sayyidah Aisyah r.a pernah berpesan, “Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki.” Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.
Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan ALLAH kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi? Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias pribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?
Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa. Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan ? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku. Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.
Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….
Wassalam…
(http://mwindriyanto.web.id/2010/07/09/sebuah-penantian-khusus-akhwat-yang-ikhwan-silakan-menjemput/

Rabu, 16 Maret 2011

mencintai itu adalah sebuah kewajaran

Tak ada yang bisa menyangkal, bahwa tidak ada seorang pun yang steril dari yang namanya cinta. Meski ia telah setingkat da’i atau da’iyah. Tak ada yang bisa mencegah datang virus itu, seperti sanandung puisi berikut:Cinta……. Menembus ruang dan batasMenggelora, meradang dan mematikanKala cinta merasuk sukmaMembekukan akal, menghempas rasaJika tidak karena-NyaKemana kan dibawa lari sekeping hati pecinta??
Kita akan bicara tentang cinta.Sesuatu yang Allah tanamkan fitrahnya pada setiap jiwa. Tapi alangkah hinanya bagi pecinta yang terbelenggu oleh cintanya.

Duhai saudariku…….Mencintai itu adalah kewajaran……..!!! Apalagi bagi seorang wanita yang telah memasuki usia dimana kebutuhan kasih sayang dan penjagaan dari seorang lelaki sudah sangat dirindukannya.Tapi ingatlah wahai sahabatku, janganlah engkau tanggalkan kehormatanmu dengan mengumbarnya di antara manusia. Dengan cara apapun, dengan dalih apapun, dengan susunan kata semanis apapun, sekuat apapun dorongannya jangan engkau tertipu oleh rayuan syaetan. Betapa senangnya syaetan bila manusia telath terkena panahnya. Panah yang akan membuat manusia mabuk cinta dan menjadikan halal segala cara apapun untuk mendapatkannya.Maka jadilah sms merah jambu, surat-surat cinta, dan lainnya yang padahal bisa jadi syaetan telah mengemasnya menjadi kemasan yang akan mengundang kemurkaan Allah.

Saudariku…..Bersabarlah di saat malam gelap gulita membekap. Bersabarlah di antara sujud panjangmu, di antara harap dan do’amu kepada Allah dengan kedatangan pangeran yang akan menjemputmu. Bersabarlah terus di antara dua lelehan air matamu karena berharap yang terbaik dariNya.
Sungguh itu lebih baik bagimu dan yang lebih Allah ridhoi daripada selainnya. Walaupun sulit, terasa berat, tidak tahan menunggu kepastiannya, namun tetaplah seperti itu, sabar, sabar dalam penantianmu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang terbaik bagimu.

Bukankah janji Allah sudah jelas:“…… dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” {QS. An Nuur : 26}
Terasa sulit memang….. hati itu terkadang begitu cepat berbolak balik. Terkadang ia kuat bagai benteng kokoh, tapi sering pula ia rapuh bak rumah kardus di bawah kolong jembatan. Di satu sisi kita senantiasa menginginkan tunduk pada perintah-perintah Allah, perintah menundukkan pandangan, perintah mengulurkan jilbab, perintah terus memperbaiki didi dari hari ke hari.
Namun, di sisi lain, syaetan senantiasa bergerak dan bekerja untuk menggoda manusia. Sehingga terkadang dalam penantian panjang ini ada kalnya terselip pandangan yang belum halal, ada perkataan yang belum halal, ada usaha mencari perhatian yang belum halal.

Saudariku…..

Saat ini, di tengah malam ini mari kita tengok jendela-jendela yang terbuka. Di atas ribuah sajadah, bersimpuh wanita-wanita yang sedang merindu. Tetesan-tetesan air mata mereka terus membasahi bumi, air mata mujahidah yang sangat takut tergelincir kepada kemaksiatan. Berjuta sorotan mata yang hanya ditujukan kepadaNya.
Dan engkau ….., apakah engkau termasuk bagian dari wanita bersimpuh itu, sabarlah. Benar, tidak mudah. Tapi tidak ada yang salah dengan janjiNya. JanjiNya adalah keniscayaan terindah, walau itu harus kau tebus dengan kesabaran yang berpeluh kesah. Janganlah lelah memuliakan dirimu. Bukan untuk dia, bukan utnuk dirimu sendiri.
Tapi semata hanya untuk Rabbmu. Sungguh itu bagian dari tarbiyah dengan cara yang berbeda. Dan Maha Benar Allah, lelaki mulia itu akan datang atas nama kemuliaan pernikahan. Tanpa engkau perlu teriaki, dia telah mendengar dengan kesediaan tertinggi akan seruan lembut RabbNya, yang disampaikan kepada hamba terkasih dan utusanNya.“Wahai para pemuda, barangsiapa telah mampu di antara kalian, hendaklah ia menikah, karena ia dapat menundukkan pandangan dari menjaga……” [HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i]

Lelaki yang senantiasa menjaga kehormatan itu pasti akan datang, lelaki yang setiap malam engkau tangisi itu pasti akan mengetuk pintu rumahmu, lelaki yang akan menjaga kehormtan yang senantiasa engkau jaga itu pasti akan menjemputmu dengan kesederhanaan dan senyuman terindah yang tetulus dari hatinya, lelaki yang akan menemanimu sholat di malam hari, menasehatimu di kala senang dan menghiburmu di kala sedih.Adakah itu yang engkau harapkan wahai saudariku….???
Ataukah lelaki itu masih engkau harapkan datang dari kemaksiatanmu kepada Allah dan lebih dicintai oleh syaetan…..???

Jumat, 11 Februari 2011

Wahai Wanita Bertudung



Sungguh cantik alunan rambut mu,
Bebas menggerbang kemas terikat,
Terserlah di bawah cahaya mentari,
Mentari dunia yang tak sehebat neraka,
Iaitu api yang kan membakar rambut mu,
di hari akhirat hari penentu,
maka hanguslah segalanya,
hilanglah cantik alun rambut mu,
tiada lagi yang menggerbang,
tiada lagi yang terserlah.
Oleh itu jadikanlah diri mu,
Sebahagian daripada wanita-wanita yang bertudung.


=Wahai wanita yang bertudung=

Sungguh cantik alas kepala mu,
Ringkas pendek tersempang rapi,
Tersembul jambul tertutup dahi,
Terserlah lah bentuk tubuh,
Mengapa tidak dilindungi?
Rimaskah dengan tudung labuh ke dada?
Panaskah dengan pakaian sedemikian rupa?
Tidakkah kau ingat,
Kepanasan api neraka itu lagi hebat membakar,
Menjilat rentung kesemua mereka yang ingkar,
Mereka itu wanita yang tak bertudung,
Kau tidak ubah seperti mereka walau bertudung,
Oleh itu jadikanlah dirimu,
Sebahagian daripada mereka yang bertudung,
Bertudung labuh hingga ke paras dada.

=Wahai wanita bertudung labuh=

Sungguh cantik terlindung rambut mu,
Sungguh ayu tertutup bentuk tubuhmu,
Yang terzahir jelas gaya kesopananmu,
Mengaburi segala yang tersirat di hati,
hanya diri sendiri yang menghakimi,
mungkin suci ikhlas kerana Illahi,
atau berdebu dengan sebab duniawi
,riak wajah nampak tawadhu’,
riak jiwa rupanya menunjuk-nunjuk,
alangkah ruginya andai benar begitu,
kerna azab masih tak terlepas dari mu,
serupalah sahaja diri mu ditunggu,
diseksa tidak ubah seperti wanita tak bertudung,
sama dengan mereka yang menyempang tudung,
oleh itu jadikanlah dirimu,
sebahagian daripada mereka yang bertudung,
bertudung labuh hingga ke paras dada,
tersemat jua bersamanya rasa taqwa